Saturday 29 March 2014

Kisah Perkongsian 1

Dan memang burung gagak bersayap putih selalu mematuk haiwan sajian di tempat darah dan kotoran. Lalu keesokan harinya Abdul Muthalib membawa cangkul dan belindung. Beliau berangkat bersama anaknya Al-Harits. Di hari itu anaknya, hanya Al-Harits, mereka terus bertakbir dan berkata “Ini telaga Ismail”.

Orang-orang Quraish berkata, “Ikutkan kami untuk menguasainya!” Abdul Muthalib berkata pula, “Aku tidak akan melakukannya, ini khas untukku. Kalau kalian tidak berpuas hati, carilah orang untuk mengadili kita!” Mereka berkata, “Wanita tukang tenung di bani Sa’ad” Lalu mereka berangkat menuju wanita tersebut. Di tengah perjalanan mereka dilanda kehausan yang sangat yang menyebabkan mereka hampir mati.

Maka Abdul Muthalib berkata, “Demi Allah! Sikap pasrah ini adalah kelemahan, kenapa kita tidak berusaha mencari air? Semoga Allah memberi kita air. Mereka pun bersiap-siap bergerak mencari air, dan Abdul Muthalib mulai menunggang kenderaannya. Ketika untanya bergerak, terpancar dari bawah kuku untanya air lantas membuatkan Abdul Muthalib bertakbir, dan para sahabatnya ikut bertakbir lalu mereka semuanya meminum air tersebut”.

Dan mereka berkata kepada Abdul Muthalib, “Orang yang memaklumkan tentang telaga zam-zam telah memutuskan perkara kita, Demi Allah! Selama-lamanya kami tidak akan mengkhianatimu. Lalu mereka kembali dan merelakan telaga zam-zam itu dikuasai oleh Abdul Muthalib.

(gambar : zam zam dibotolkan dikilangnya di Kudai, Makkah)

No comments:

Post a Comment